Asas Trikon (Kontinyu, Konvergen, dan Konsentris) dalam Pendidikan
Pada kesempatan kali ini, kita akan mengulas materi tentang asas Trikon (Kontinyu, Konvergen, dan Konsentris) dalam pendidikan serta contoh penerapannya di dalam kelas. Tujuan dari pembahasan ini adalah agar kita dapat memahami tujuan dan asas pendidikan berdasarkan pemikiran Ki Hajar Dewantara.
Pertanyaan pertama yang perlu dijawab adalah, apakah proses pembelajaran yang diselenggarakan telah menerapkan asas Trikon? Asas Trikon terdiri dari tiga konsep utama, yaitu:
1. Kontinyu: Pendidikan adalah suatu proses yang dinamis dan terus berkembang sesuai dengan kondisi zaman dan murid. Proses pendidikan tidak dapat dianggap sebagai sistem yang hanya diatur oleh para pakar dan penentu kebijakan di tingkat pusat. Setiap kelas juga merupakan sebuah sistem pendidikan dengan ruang lingkupnya sendiri. Dalam konteks ini, setiap sekolah memiliki kondisi dan permasalahan yang berbeda, sehingga pengembangan pendidikan di setiap sekolah harus mengikuti karakteristik lingkungannya.
Contoh penerapan asas Kontinyu adalah ketika guru mengkontekstualkan proses pendidikan sesuai dengan lingkungan tempat murid tinggal. Misalnya, di sekolah yang berada di lingkungan pantai, guru dapat mengajak murid untuk memahami pentingnya menjaga lingkungan pantai dengan menanam pohon bakau untuk mencegah abrasi. Begitu pula di sekolah yang berada di daerah pegunungan, guru dapat mengajak murid untuk menjaga kelestarian pohon agar terhindar dari bahaya tanah longsor. Dengan demikian, guru memfasilitasi proses belajar murid sesuai dengan kondisi lingkungan mereka.
2. Konvergen: Budaya, kebudayaan, dan cara hidup bangsa merupakan proses yang terus berlangsung dan menerima pengaruh nilai-nilai baru dari perkembangan zaman. Dalam proses pembelajaran, murid perlu dilibatkan secara aktif, memiliki rasa ingin tahu, dan motivasi internal untuk belajar. Guru perlu merangsang kemauan belajar dan rasa ingin tahu tersebut agar murid menjadi mandiri dalam mengatur kegiatan belajarnya (self-regulatory learning).
Contoh penerapan asas Konvergen adalah ketika guru mengajak murid berkegiatan di halaman dan lingkungan sekitar sekolah. Guru meminta murid untuk mengamati dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang memicu diskusi. Melalui dialog ini, murid dapat mengekspresikan rasa ingin tahu mereka dan berbagi pengalaman mengenai lingkungan di sekitar mereka. Jika ada murid yang tidak tertarik dengan lingkungan sekolah yang sedang dikunjungi, guru dapat berdialog dan mengeksplorasi lingkungan yang menarik bagi murid tersebut. Guru memfasilitasi murid untuk menentukan tujuan pembelajaran, memantau proses pembelajaran, dan melakukan refleksi terhadap pengalaman belajar yang telah dilalui. Hal ini membantu murid memahami hubungan diri mereka dengan lingkungan, peran mereka, serta kontribusi mereka dalam menjaga lingkungan.
3. Konsentris: Pembelajaran yang dilakukan harus tetap berdasarkan kepribadian kita sendiri dan nilai-nilai kebangsaan. Meskipun kita dapat mempelajari kemajuan dari bangsa lain, tetap semua itu harus ditempatkan secara konsentris dengan karakter budaya kita sebagai pusatnya. Implementasi konsep Trikon harus dilakukan dengan mempertahankan jati diri bangsa.
Contoh penerapan asas Konsentris adalah dengan mengambil inspirasi dari berbagai sumber di luar negeri atau praktek pendidikan dunia lainnya, seperti yang dilakukan oleh Ki Hajar Dewantara. Namun, semua konsep tersebut harus diolah dan disesuaikan dengan nilai-nilai kebangsaan kita. Dalam hal ini, guru dapat mengintegrasikan metode pembelajaran yang sesuai dengan konteks lokal dan kearifan lokal. Misalnya, pembelajaran STEAM (Science, Technology, Engineering, Arts, and Mathematics) dapat disesuaikan dengan konteks lokal, seperti pembelajaran teknologi tradisional atau metode pembelajaran menggunakan alat-alat sederhana yang ada dalam budaya kita.
Untuk membimbing proses belajar murid agar sesuai dengan asas Trikon, berikut adalah beberapa langkah yang dapat dilakukan:
1. Kontinyu: Guru perlu memahami kondisi lingkungan dan karakteristik murid di kelasnya. Guru dapat melibatkan murid dalam konteks pembelajaran yang relevan dengan lingkungan mereka, sehingga murid dapat melihat hubungan antara diri mereka dengan lingkungan sekitar, masalah yang ada, serta potensi yang terhubung dengan proses pendidikan yang sedang berlangsung.
2. Konvergen: Guru perlu merangsang rasa ingin tahu dan motivasi belajar murid. Melalui pendekatan dialogik dan kegiatan eksplorasi, guru dapat memfasilitasi proses belajar yang aktif dan mandiri. Dengan memberikan kebebasan kepada murid untuk mengemukakan gagasan, ide, dan kreativitas mereka, guru dapat menciptakan suasana pembelajaran yang menginspirasi.
3. Konsentris: Guru perlu memastikan bahwa pembelajaran yang dilakukan tetap sesuai dengan karakter budaya kita. Integrasi nilai-nilai kebangsaan dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan mengaitkan konsep-konsep global dengan konteks lokal. Selain itu, guru juga dapat menggunakan metode pembelajaran yang menghargai kearifan lokal dan tradisi kita.
Dengan mengikuti asas Trikon (Kontinyu, Konvergen, dan Konsentris), proses pembelajaran diharapkan dapat berjalan efektif, memotivasi murid, dan relevan dengan lingkungan serta kebutuhan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar